Utusan Izrail Kepada Nabi Ya’kub As

Kisah Hikmah Islami
Utusan Izrail Kepada Nabi Ya’kub As
Sebagaimana kebanyakan nabi-nabi lainnya, Nabi Ya’kub AS bersahabat dengan Malaikat Izrail atau malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa. Suatu ketika Malaikat Izrail mengunjungi Nabi Ya’kub, dan beliau berkata, “Wahai malaikat maut, engkau datang hanya sekedar mengunjungi aku atau akan mencabut nyawaku?”

Malaikat Izrail berkata, “Aku hanya sekedar berkunjung!!”

“Bolehkan aku meminta agar engkau memenuhi satu keinginanku?’ Tanya Nabi Ya’kub.

“Apa itu?”

“ Kuminta agar engkau memberitahukan kepadaku jika saat ajalku telah dekat dan engkau akan mencabut nyawaku!!”

“Baiklah,“ Kata Malaikat Izrail, “Aku akan mengirimkan kepadamu dua atau tiga utusan jika saat ajalmu telah dekat!!”

Beberapa tahun kemudian, ketika saat ajal Nabi Ya’kub telah tiba, Malaikat Izrail datang kepada beliau, dan seperti biasanya beliau berkata, “Wahai malaikat maut, engkau datang hanya sekedar mengunjungi aku atau akan mencabut nyawaku?”

Malaikat Izrail berkata, “Aku datang untuk mencabut nyawamu!!”

Tentu saja Nabi Ya’kub kaget dengan jawaban tersebut, beliau berkata, “Bukankah engkau telah berjanji akan mengirimkan dua atau tiga utusan jika saat ajalku telah dekat?”

Malaikat Izrail berkata, “Wahai Ya’kub, aku telah melakukannya. Putihnya rambutmu setelah sebelumnya hitam, kelemahan tubuhmu setelah sebelumnya kuat, dan kebongkokan tubuhmu setelah sebelumnya tegak, semua itu adalah utusanku kepadamu dan juga kepada anak Adam lainnya, sebelum saat ajalnya tiba!!”

Lebih Jahat Daripada Yang Berzina

Kisah Hikmah Islami
Lebih Jahat Daripada Yang Berzina
Seorang wanita dari Bani Israil datang menghadap kepada Nabi Musa AS dan berkata, “Ya Nabiyallah, saya telah berbuat dosa besar, dan kini saya bertaubat kepada Allah. Karena itu tolong doakanlah saya kepada Allah agar Dia mengampuni dosa saya dan menerima taubat saya!!”

Nabi Musa berkata, “Apakah dosamu itu?”

Wanita itu berkata, “Wahai Nabiyallah, saya telah berzina hingga mengandung dan punya anak, kemudian saya membunuh anak saya tersebut!!”

Mendengar penjelasan tersebut, Nabi Musa langsung berkata keras, “Enyahlah engkau dari sini, wahai pelacur, jangan membakar kami dengan apimu!! Jangan sampai ada api turun dari langit dan membakar kami karena kesialanmu itu!!”

Wanita tersebut keluar dengan hati hancur, tetapi ia tidak mau berputus asa dari rahmat Allah.

Tidak lama berselang, turun Malaikat Jibril mendatangi Nabi Musa dan berkata, “Wahai Musa, Tuhanmu berkata kepadamu, mengapakah engkau menolak orang yang datang untuk bertaubat? Tidak adakah orang yang lebih jahat daripada dirinya?”

Nabi Musa bertanya, “Siapakah orang yang lebih jahat daripada wanita itu?”

Malaikat Jibril berkata, “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja!!”

Malaikat Jibril Menggambarkan Neraka

Kisah Hikmah Islami
Malaikat Jibril Menggambarkan Neraka
Suatu ketika Malaikat Jibril datang mengunjungi Nabi SAW, dan beliau bersabda, “Tolong engkau gambarkan kepadaku keadaan neraka!!”

Malaikat Jibril berkata, “Wahai Muhammad, api neraka itu hitam kelam, seandainya satu lubang jarum dari api neraka dijatuhkan, maka terbakarlah semua yang ada di muka bumi…!!”

Malaikat Jibril menjelaskan lagi, seandainya satu potong baju dari baju-baju yang ada di neraka digantungkan antara langit dan bumi, niscaya penghuni bumi akan mati karena terciumnya baunya yang sangat busuk.

Seandainya setetes zaqqum (makanan penduduk neraka dari pohon berduri) dilemparkan ke bumi, maka makanan penduduk bumi akan musnah.

Seandainya satu saja dari sembilanbelas malaikat yang disebutkan Allah SWT dalam Al Qur’an (Malaikat Zabaniah yang ditugaskan menyiksa penduduk neraka) muncul di tengah-tengah penduduk bumi, niscaya mereka semua akan mati karena buruknya dari bentuk, penampilan dan rupanya.

Seandainya satu lingkaran dari rantai belenggu neraka seperti yang disebutkan Allah SWT dalam Al Qur’an dibuang ke bumi, niscaya bumi itu hancur hingga lapisan yang paling bawah, dan bumi tidak bisa ditempati lagi.

Mendengar penjelasan-penjelasan tersebut, tiba-tiba Nabi SAW memotong ucapan Jibril, “Cukup, wahai Jibril!!”

Kemudian beliau menangis. Malaikat Jibril ikut menangis melihat beliau menangis, maka Nabi SAW bersabda, “Wahai Jibril, mengapa engkau menangis, sedangkan kedudukan engkau begitu dekat dengan Allah…!!”

Jibril berkata, “Wahai Rasulullah, tidak ada kedudukanku di sisi Allah, kecuali posisiku saat ini. Dan aku (takut) diuji dengan apa yang diujikan kepada Malaikat Harut dan Marut, serta iblis yang terkutuk tersebut!!”

Maka dua mahluk termulia dari golongan manusia dan malaikat itu kembali menangis karena takutnya kepada “makar’ Allah SWT, yang mungkin saja akan menimpa mereka.

Iblis Bertamu Kepada Nabi Musa As

Kisah Hikmah Islami
Iblis Bertamu Kepada Nabi Musa As
Suatu ketika Nabi Musa AS sedang duduk sendiri, tiba-tiba datang seorang lelaki dengan penampilan menarik dan memakai topi yang berwarna-warni. Tiba di hadapan Nabi Musa, lelaki itu membuka topinya dan mengucap salam, tetapi beliau tidak serta merta menjawab salamnya. Ada firasat tertentu sehingga beliau tidak menjawab salamnya, dan justru bertanya, “Siapakah engkau ini?”

Lelaki itu berkata, “Saya iblis!!”

Benarlah apa yang dirasakan Nabi Musa, beliau berkata, “Kenapa kamu datang kemari??”

Iblis menjawab, “Untuk memberi selamat kepadamu atas kedudukanmu di sisi Allah!!”

Nabi Musa tidak mau terjebak dengan perangkap iblis yang bernada pujian tersebut, dan mengalihkan pada hal lainnya, beliau berkata, “Untuk apa topi yang kamu bawa itu?”

“Untuk mengelabuhi manusia!!” Kata Iblis.

“Beritahukanlah kepadaku, dosa apa yang bila dilakukan manusia, yang membuat engkau akan mudah menguasainya?” Kata Nabi Musa.

Maka iblis berkata, “Apabila manusia itu merasa bangga bercampur sombong atas dirinya sendiri. Merasa amalnya telah banyak dan melupakan dosa-dosanya. Maka di saat itulah saya dengan mudah apat menguasainya!!”

Hikmah Islami Kedermawanan Seorang Majusi

Kisah Hikmah Islami
Kedermawanan Seorang Majusi
Seorang wanita dari kalangan Alawiyah (keturunan dari Ali bin Abi Thalib, termasuk dalam Ahlul Bait Nabi SAW) hidup dalam keadaan fakir setelah ditinggal wafat suaminya. Ia mempunyai beberapa orang anak perempuan yang masih kecil. Karena khawatir orang-orang di sekitarnya akan gembira karena penderitaannya, wanita janda dan anak-anak yatimnya itu meninggalkan tanah kelahirannya, pindah ke suatu tempat, yang ia sendiri belum tahu ke mana?

Dalam perjalanannya, wanita tersebut memasuki suatu desa dan tinggal di masjid yang kosong. Karena anak-anaknya dalam keadaan lapar, wanita tersebut mencoba mencari (meminta) makanan dari warga sekitar masjid, yang tentunya tidak mengenal kalau dia seorang Alawiyah. Ia memasuki suatu rumah dari seorang muslim yang tampak berkecukupan, yang ternyata adalah salah seorang pembesar di desa tersebut. Ia berkata, “Saya ini seorang perempuan asing….”

Dan wanita tersebut menyebutkan keadaannya dan anak-anaknya yang dalam kelaparan, tetapi lelaki tersebut mengabaikannya begitu saja. Maka wanita itu meninggalkan rumah tersebut, dan berjalan lagi sampai di suatu rumah lainnya. Permilik rumah tersebut yang ternyata beragama Majusi, menyambut kehadirannya dengan gembira. Setelah ia menceritakan keadaannya, lelaki Majusi itu memenuhi kebutuhannya, bahkan ia mengirim salah seorang istrinya menjemput anak-anak wanita tersebut di masjid dan membawanya untuk tinggal di rumahnya. Ia begitu memuliakan Wanita Alawiyah dan anak-anak yatimnya itu, layaknya terhadap kaum kerabatnya sendiri.

Pada malam harinya, lelaki muslim yang didatangi Wanita Alawiyah itu bermimpi, seolah-olah hari kiamat telah tiba. Ia melihat Rasulullah SAW berdiri di samping sebuah gedung yang amat megah dan indah, maka ia mengucap salam kepada beliau dan berkata, “Ya Rasulullah, untuk siapakah gedung itu?”

“Untuk orang-orang Islam!!” Kata Nabi SAW

Lelaki itu berkata penuh harap, “Saya adalah orang Islam, saya juga bertauhid!!”

Tetapi tanpa diduga, Nabi SAW bersabda dengan nada kurang ramah, “Tunjukkan buktinya di hadapanku!!”

Lelaki tersebut tampak bingung mendengar sabda beliau dengan nada seperti itu, bahkan ketakutan. Kemudian Nabi SAW menceritakan tentang wanita yang telah mendatanginya meminta sesuatu dan ia mengabaikannya itu, dan ia terbangun dari mimpinya. Tampak tergambar kesedihan dan penyesalan tak terkira di wajahnya karena sikapnya terhadap Wanita Alawiyah tersebut.

Keesokan harinya ia berjalan berkeliling untuk mencari wanita tersebut, dan akhirnya ditunjukkan ke tempat orang Majusi. Setelah bertemu, ia meminta dengan sangat agar lelaki Majusi itu menyerahkan wanita dan anak-anak yatimnya tersebut kepadanya. Lelaki Majusi itu menolak dengan keras permintaannya, dan berkata, “Kami benar-benar merasakan berkah dari kehadiran wanita tersebut dan anak-anaknya!!”

Lelaki Muslim itu mengeluarkan sekantong uang sambil berkata, “Ambillah uang seribu dinar ini, dan serahkanlah mereka kepadaku!!”

Lelaki Majusi tetap bertahan menolak permintaan tersebut walaupun “disuap” dengan seribu dinar. Lelaki Muslim yang juga pembesar desa itu tampaknya ingin memaksakan kehendaknya, dengan memanfaatkan kekuasaannya. Segala cara, dari yang halus hingga yang kasar dilakukannya untuk bisa membawa wanita Alawiyah itu beserta anak-anaknya.

Karena lelaki Muslim itu begitu memaksa, maka lelaki Majusi itu berkata, “Apa yang engkau inginkan itu, akulah yang lebih berhak dengannya. Mungkin engkau bermimpi sebagaimana aku memimpikannya, dan gedung yang engkau lihat dalam mimpi itu diciptakan untukku. Apakah engkau ingin membanggakan keislamanmu padaku?” Demi Allah, aku dan seluruh keluargaku tidaklah tidur tadi malam kecuali telah memeluk Islam di tangan wanita tersebut…”

Kemudian lelaki Majusi yang sebenarnya telah memeluk Islam itu menceritakan, bahwa dalam mimpinya tersebut ia bertemu Rasulullah SAW berdiri di sisi gedung yang megah dan indah, sebagaimana dimimpikan si lelaki muslim, dan beliau bersabda, “Apakah wanita Alawiyah dan anak-anak perempuannya itu ada di sisimu?”

“Benar, ya Rasulullah!!” Katanya.

“Gedung ini milikmu dan selutuh anggota keluargamu!!” Kata Nabi SAW, dan setelah itu lelaki Majusi tersebut terbangun.

Riwayat lain menyebutkan, lelaki tersebut tetap dalam agama Majusi ketika tidur dan bermimpi itu. Setelah tersentak bangun dari impiannya, ia segera menemui wanita Alawiyah tersebut dan berikrar memeluk Islam beserta seluruh anggota keluarganya.

Lelaki Muslim itu akhirnya pulang dengan kesedihan dan penyesalan yang tidak terkira. Kalau saja ia bisa membalikkan (memundurkan) waktu, tentu ia akan mengambil sikap yang berbeda. Tetapi seperti kata pepatah, pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Tidak ada jalan untuk “mengambil” keutamaan yang telah hilang, kecuali dengan taubat dan terus bertaubat.

Jenazah Yang Meninggalkan Hutang

Kisah Hikmah Islami
Jenazah Yang Meninggalkan Hutang
Suatu ketika Nabi SAW sedang berada di masjid bersama beberapa orang sahabat. Tiba-tiba datang serombongan orang membawa jenazah ke masjid, maka Nabi SAW bersabda, “Apakah ia (jenazah tersebut) meninggalkan hutang?”

Salah seorang dari mereka berkata, “Tidak, ya Rasulullah!!”

Maka Nabi SAW mengimami shalat jenazah tersebut

Pada kesempatan lain ketika beliau sedang berada di masjid juga, beberapa orang membawa jenazah untuk dishalatkan, maka Nabi SAW bersabda, “Apakah ia (jenazah tersebut) meninggalkan hutang?”

Salah seorang dari mereka berkata, “Benar, ya Rasulullah!!”

Beliau bersabda lagi, “Apakah ia meninggalkan sesuatu (untuk membayar hutangnya) ?”

“Ada, ya Rasulullah, tiga dinar!!” Kata salah seorang dari mereka.

Maka Nabi SAW mengimami shalat jenazah tersebut.

Pada kesempatan lain lagi ketika beliau sedang berada di masjid juga, beberapa orang membawa jenazah untuk dishalatkan, maka Nabi SAW bersabda, “Apakah ia (jenazah tersebut) meninggalkan hutang?”

“Benar, ya Rasulullah!!” Kata salah seorang dari mereka.

Beliau bersabda lagi, “Apakah ia meninggalkan sesuatu (untuk membayar hutangnya) ?”

“Tidak, ya Rasulullah!!”

Maka Nabi SAW bersabda kepada para sahabat, “Shalatkanlah kawanmu ini!!”

Tetapi beliau sendiri tidak ikut shalat jenazahnya.

Dalam riwayat lainnya disebutkan, ketika Nabi SAW memerintahkan para sahabat menyalatkan tanpa beliau mengikutinya, Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, biarlah hutang jenazah tersebut saya yang menanggungnya!!”

Maka Nabi SAW mengimami shalat jenazahnya.

Dzikrnya Seekor Ulat

Kisah Hikmah Islami
Dzikrnya Seekor Ulat
Nabi Dawud AS terkenal dengan suaranya yang merdu. Kalau beliau sedang berdzikr atau sedang melantunkan Zabur, terkadang burung-burung dan gunung-gunung ikut berdzikr pula bersama beliau. Suatu ketika beliau sedang duduk dimushalla sambil menelaah Zabur, tiba-tiba terlihat seekor ulat merah melintas di tanah. Nabi Dawud berkata kepada dirinya sendiri, “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”

Ternyata Allah memberikan “ijin” kepada ulat tersebut bisa berbicara dengan bahasa manusia, untuk menerangkan keadaannya kepada Nabi Dawud. Ulat tersebut berkata, “Wahai Nabiyallah, apabila siang datang, Allah mengilhamkan kepadaku untuk membaca : Subkhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallaahu akbar, sebanyak seribu kali. Dan jika malam datang, Allah mengilhamkan kepadaku untuk membaca : Allahumma shalli ‘alaa Muhammad an nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam, sebanyak seribu kali…”

Nabi Dawud terkesima dengan ucapan ulat tersebut. Sang ulat berkata lagi, “Lalu engkau, ya Nabiyallah, apa yang akan engkau katakan agar aku memperoleh faedah darimu!!”

Nabi Dawud menyesal telah meremehkan ulat tersebut, kemudian menangis penuh rasa takut kepada Allah, bertobat dan berserah diri kepada Allah.

Lebih Baik Tanpa Mu’jizat

Kisah Hikmah Islami
Lebih Baik Tanpa Mu’jizat
Suatu ketika Nabi SAW didatangi oleh beberapa orang tokoh Quraisy, mereka berkata, “Hai Muhammad, engkau telah menceritakan kepada kami mu’jizat para Rasul, bahwa Musa mempunyai tongkat, dan dengan tongkat itu ia memukul batu (sehingga keluarlah air). Isa bisa menghidupkan orang yang telah mati, dan Shaleh diberi unta untuk menguji kaum Tsamud, maka datangkanlah mu’jizatmu agar kami percaya kepadamu!!”

Dalam riwayat lainnya, para tokoh Quraisy tersebut didatangi oleh beberapa orang Yahudi dan “memprovokasi” mereka untuk menanyakan mu’jizat Nabi SAW, sembari mereka menceritakan beberapa mu’jizat para Rasul yang mereka ketahui dari Kitab Taurat.

Mendengar permintaan tersebut, Nabi SAW bersabda, “Apa yang kalian inginkan?”

Para tokoh Quraisy itu berkata, “Cobalah gunung Shafa itu dijadikan emas!!”

Nabi SAW memang sangat menginginkan kaum Quraisy, yang sebenarnya masih kerabat beliau itu memeluk Islam, karena itu beliau bersabda, “Jika aku telah melaksanakan permintaan kalian itu, apakah kalian akan percaya kepadaku (dan memeluk Islam) ?”

Mereka berkata, “Demi Allah, kami akan taat kepadamu!!”

Maka Nabi SAW berdiri untuk berdoa kepada Allah, tetapi belum sempat beliau memulai, datanglah Malaikat Jibril kepada beliau. Setelah mengucap salam, ia berkata, “Jika engkau menghendakinya dan berdoa kepada Allah, pastilah gunung Shafa itu menjadi emas. Tetapi jika ternyata mereka tidak mempercayainya, pastilah Allah akan menyiksa mereka. Karena itu lebih baik engkau biarkan mereka (tidak perlu memenuhi kemauan dan permintaan mereka), sehingga bertaubat orang-orang yang ingin bertaubat…!!”

Tidak lama kemudian, turunlah wahyu Allah, QS Al An’am ayat 109-111, yang menjelaskan bahwa mu’jizat-mu’jizat tersebut adalah hak “prerogatif” Allah untuk menurunkan atau memberikannya. Bukan mu’jizat-mu’jizat itu yang menyebabkan orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi semata-mata jika Allah menghendakinya untuk memperoleh hidayah.

Memang, jarang sekali kita temukan, walau memang ada beberapa, mu’jizat Nabi SAW yang muncul ditujukan untuk membuat orang percaya atau meyakini beliau. Kebanyakan mu’jizat beliau itu datang ketika dalam keadaan mendesak dan membutuhkan, misalnya kambing yang tidak bisa mengeluarkan air susu, baik karena masih belum pernah beranak, atau sudah tua atau keadaan lainnya, tiba-tiba mengeluarkan air susu ketika diperah oleh Rasulullah SAW, atau sahabat beliau (lihat kisahnya dalam buku “Percik Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW”, pada kisah sahabat Abdullah bin Mas’ud, Miqdad bin Amr al Aswad, Ummu Ma’bad saat Nabi SAW Hijrah dll), makanan atau kurma yang sedikit bisa untuk orang banyak yang menggali parit saat Perang Khandaq, atau membayar hutang yang banyak (lihat kisah : Jabir bin Abdullah), dua mazadah (tempat air dari kulit) air bisa memenuhi kebutuhan satu pasukan, tanpa berkurang sedikitpun (lihat kisah : Wanita Pembawa Air). Ranting yang menjadi pedang (lihat kisah : Ukkasyah bin Mikhsan), dan beberapa mu’jizat beliau lainnya.

Kisah Hikmah Islami Didoakan Malaikat Jibril Masuk Neraka

Kisah Hikmah Islami
Didoakan Malaikat Jibril Masuk Neraka
Suatu ketika Nabi SAW naik mimbar. Sebagian riwayat menyebutkan, saat itu di akhir Bulan Sya’ban, menjelang masuk Bulan Ramadhan, tiba-tiba saja beliau mengucapkan “Amin!!”, tidak berselang lama, beliau mengucap lagi, “Amin!!”, beberapa saat kemudian beliau mengucap lagi, “Amin!!”

Salah seorang sahabat yang hadir saat itu memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Rasulullah, engkau naik mimbar, dan tiba-tiba saja engkau mengucap ‘amin’ hingga tiga kali, tanpa kami tahu apa maksud dan tujuannya….!!”

Dengan tersenyum Nabi SAW memandang para sahabat yang tampak penuh tanda-tanya dengan sikap beliau tersebut. Kemudian beliau menceritakan, ketika naik mimbar tersebut, tiba-tiba Malaikat Jibril datang dan berkata, “Barang siapa yang mendapati bulan Ramadhan, akan tetapi belum juga diampunkan dosanya hingga ia mati, kemudian ia masuk neraka, maka (sungguh) Allah telah menjauhkannya (dari Rahmat-Nya)….!!”

Dan Malaikat Jibril berkata kepada Nabi SAW, “Katakanlah : Amin!!”

Maka beliau berkata, yang didengar oleh para sahabat, “Amin!!”

Kemudian Malaikat Jibril berkata lagi, “Barang siapa yang mendapati kedua orang-tuanya, atau salah satu dari keduanya, dan ia tidak berbuat baik (tidak taat) kepada keduanya hingga ia mati, kemudian ia masuk neraka, maka (sungguh) Allah telah menjauhkannya (dari Rahmat-Nya)…!!”

Dan Malaikat Jibril berkata kepada Nabi SAW, “Katakanlah : Amin!!”

Maka beliau berkata, yang didengar oleh para sahabat, “Amin!!”

Kemudian Malaikat Jibril berkata lagi, “Barang siapa yang mendengar namamu (Nabi Muhammad SAW) disebutkan kepadanya, dan ia tidak membaca shalawat untukmu hingga ia mati, kemudian ia masuk neraka, maka (sungguh) Allah telah menjauhkannya (dari Rahmat-Nya…!!”

Dan Malaikat Jibril berkata kepada Nabi SAW, “Katakanlah : Amin!!”

Maka beliau berkata, yang didengar oleh para sahabat, “Amin!!”

ninonurmadi ,Islami , Iman , Ikhsan, Haji, Umroh, Doa, Shalat, Puasa, Zakat,

Kisah Hikmah Islami
Membeli Surga Dengan Memaafkan
Suatu ketika para sahabat sedang berkumpul di sekitar Rasulullah SAW, mereka melihat suatu pemandangan yang aneh. Tiba-tiba saja mereka melihat Nabi SAW tampak bersedih dan mata beliau berkaca-kaca seolah akan menangis. Tetapi tidak berapa lama kemudian, tampak wajah beliau berbinar-binar gembira, bahkan beliau tertawa sehingga kelihatan dua gigi seri beliau.

Para sahabat penasaran, tetapi mereka malu untuk bertanya, sampai akhirnya Umar yang memang cukup kritis, berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang membuat engkau tampak menangis, kemudian tertawa??”

Nabi SAW tersenyum melihat wajah-wajah para sahabat yang tampak keheranan sekaligus penasaran. Kemudian beliau berkata, “Sungguh ditampakkan kepadaku suatu pemandangan di saat ditegakkan pengadilan Allah (yakni, yaumul hisab, hari perhitungan) …..!!”

Kemudian beliau menceritakan, bahwa ada dua orang dari umat beliau yang menghadap Allah SWT. Salah satunya mengadukan temannya, ia berkata, “Wahai Allah, ambilkanlah untukku, kedzaliman yang dilakukan saudaraku ini (padaku)!!”

Maka Allah berfirman kepada orang yang mendzalimi tersebut, “Berikanlah kepada saudaramu kedzalimanmu itu (yakni kebaikannya, untuk menebus kedzaliman yang telah dilakukannya saat di dunia kepada saudaranya itu)….!!”

“Wahai Rabbi, bagaimana aku bisa melakukannya sedangkan aku tidak (lagi) memiliki kebaikan sedikitpun!!” Kata Lelaki yang dzalim itu.

Allah berfirman kepada lelaki yang menuntut tersebut, “Bagaimana engkau meminta darinya, sedangkan ia tidak memiliki lagi kebaikan sedikitpun…!!”

“Diambilkan dari keburukan-keburukanku, ya Allah, dan pikulkanlah kepada dirinya…!!”

Memang seperti itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dosa atau kedzaliman yang berhubungan dengan manusia (termasuk hutang), tidak cukup hanya dengan bertobat kepada Allah. Harus diselesaikan (dihalalkan) dengan mereka ketika masih hidup di dunia. Jika tidak, kejadiannya akan seperti yang diceritakan Nabi SAW tersebut di atas.

Ketika melihat pemandangan itulah Nabi SAW merasa bersedih dan hampir menangis melihat keadaan umatnya yang memilukan tersebut. Reaksi beliau yang seperti itu dilihat oleh para sahabat tanpa tahu penyebabnya. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Itu adalah hari yang agung, di mana pada hari itu setiap orang membutuhkan adanya orang lain yang dapat memikul kesalahan-kesalahannya….!!”<;br />
Tak lama kemudian Nabi SAW meneruskan cerita beliau, bahwa dalam keadaan seperti itu, Allah SWT berfirman kepada lelaki yang mengajukan tuntutan, “Angkatlah kepalamu, dan lihatlah!!”

Lelaki tersebut mengangkat kepalanya dan ia melihat pemandangan yang menakjubkan, kalau sekarang ini bisa digambarkan seperti melihat tayangan televisi raksasa, yang membuatnya terpana kagum. Ia berkata, “Ya Rabbi, saya melihat kota-kota yang bangunannya bertatahkan perak dan emas. Untuk nabi yang manakah ini? Untuk orang setia yang manakah ini? Untuk orang syahid yang manakah ini??”

Allah berfirman, “Itu semua untuk orang yang mampu membayar harganya!!”

“Siapakah yang mampu membayarnya, ya Allah?” Tanya lelaki itu.

“Engkau mampu membayarnya!!”

“Dengan apa saya harus membayarnya, ya Allah?”

“Dengan memberi maaf kepada saudaramu!!”

Segera saja lelaki penuntut tersebut berkata, “Ya Allah, saya telah memaafkan dirinya!!”

Dalam riwayat lain disebutkan, setelah lelaki itu memaafkan temannya, Allah berfirman kepadanya, “Gandenglah tangan saudaramu itu, dan ajaklah ia masuk ke surga yang telah menjadi milikmu tersebut!!”

Ketika melihat pemandangan tersebut, Nabi SAW menjadi gembira dan beliau tertawa sehingga terlihat dua gigi seri beliau, reaksi yang dilihat oleh para sahabat tanpa mereka mengetahui penyebabnya. Selesai menceritakan semua itu, Nabi SAW bersabda, “Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan antara kalian. Sesungguhnya Allah menghubungkan antara orang-orang mukmin…!!”

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai